Kamis, 03 May 2012 01:20
WARGA PANORAMA BARU BUKITTINGGI HEBOH
Seorang Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Bukittinggi ditemukan tewas dalam jurang sedalam 150 meter. Penyebab
kematian mahasiswi itu belum diketahui dan masih diselidiki kepolisian.
BUKITTINGGI, HALUAN — Warga Panorama Baru kelurahan
Kuriman, Kecamatan Mandiangin Koto Salayan Bukittinggi, digemparkan
dengan ditemukanya mayat seorang gadis di dalam jurang kawasan Ngarai
Panorama Baru sedalam 150 meter sekitar pukul 16.00 wib, Rabu (2/5).
Hasil identifikasi sementara, mayat gadis itu diketahui bernama
Afridarni, 21 tahun, mahasiswi semester IV Jurusan Tarbiyah program
studi Bimbingan Konseling. Gadis itu berasal dari nagari Pematang
Panjang nomor 10 Kabupaten Sijunjung.
Informasi yang dihimpun Haluan di lapangan, menjelaskan, sehari
sebelumnya korban bersama pacarnya berinisial “A”pergi ke sekitar
lokasi. Setelah berpisah korban tidak kunjung pulang ke rumah kosnya.
Sang pacar yang berusaha menghubungi korban tidak pernah bisa dan
akhirnya sang pacar memberitahu kembaran korban bernama Afridarna dan
akhirnya dilakukan pencarian ke Panorama Baru sejak pagi Rabu kemarin.
Berkat bantuan penduduk sekitar, alhasil sekitar pukul 16.00 WIB sore
kemarin mayat perempuan ditemukan dibawah jurang sedalam 150 meter.
Kembaran korban yang ikut melakukan pencarian meyakinkan penduduk
sekitar bahwa mayat yang ditemukan dalam jurang itu adalah saudara
kembarnya. Tak mau mengambil resiko, warga sekitar segera memberitahukan
pihak polisi dan BPBD untuk melakukam evakuasi.
Tak berapa lama, petugas polisi dibantu BPBD dan PMI terjun ke jurang
mengambil mayat korban dan mengevakuasi korban hingga menjelang magrib.
Mayat langsung dilarikan ke Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) untuk
diotopsi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi dari pihak terkait, karena polisi masih melakukan olah TKP.
Kabar tewasnya korban, sampai ketelinga keluarga korban. Menjelang
magrib, ayah kandung korban bersama keluarga lainya datang ke ruang
jenazah RSAM. Kontan saja melihat mayat terbujur dalam keranda dibungkus
kain penutup, Yurnalis, 58 tahun ayah korban tak bisa menahan tangis.
“Ndak ayah sangko cando iko nak. Sajak ketek ayah gadangkan, alun
dapek mamakan pancarian anak. Anak lah pai, “ begitulah isak tangis
Yurnalis dalam ruang jenazah anaknya. (h/jon)
www.harianhaluan.com
No comments:
Post a Comment